Selasa, 18 September 2012

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN APRESIASI PROSA FIKSI


B. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN APRESIASI PROSA FIKSI
I. Genre/klasifikasi/jenis prosa fiksi
 1). Pengertian Novel, cerpen, cerpan (novelette), dan  roman.
èa). Fiksi, seperti yang telah kita ketahui, dapat diartikan sebagai cerita rekaan. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua karya yang mengandung unsur rekaan disebut karya fiksi. Contoh puisi, drama, puisi drama, drama puisi, puisi-balada, skenario atau teks dialog untuk film maupun sandiwara. Walaupun tidak disangkal bahwa karya-karya tersebut mengandung unsur rekaan , namun pada umumnya TIDAK disebut sebagai karya fiksi. Karya-karya tersebut dipandang sebagai genre yang berbeda.

èb). Maka, dalam pembahasan ini, karya fiksi sengaja dibatasi pada karya yang berbentuk prosa, prosa naratif, atau narrative text, yang mengacu dalam kesastraan Inggris dan Amerika. Yakni karya yang berwujud novel, cerita pendek,  cerita panjang atau novelet (novelette), dan roman.

èc). Novel yang berasal dari bahasa italia novella (Bahasa Jerman: novelle) secara harfiah berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.

èd). Kemudian istilah novella dan novelle, memiliki pengertian yang sama dengan istilah Indonesia yakni novelet (Inggris: novelette) yakni sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, juga tedak terlalu pendek.

èe). Sementara ROMAN dalam pengertian modern berarti cerita prosa yang melukiskan pengalaman-pengalaman batin dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan. (Van Leeuwen, lewat Jassin, 1961:70), Roman adalah cerita tokoh sejak dari ayunan sampai ke kubur.

2. Kemudian, istilah novel,  cerpen (Short story), dan novelet, serta roman  dicobabedakan. Perbedaan Novel, cerpen, cerpan (novelette), dan  roman.
 èa). Perbedaan pertama dan utama antara novel, cerpen, dan novelet, dapat dilihat dari bentuk formal segi panjang-pendeknya cerita. Sebuah cerita yang panjang, katakanlah ratusan halaman, jelas tak dapat disebut sebagai cerpen, melainkan lebih tepat sebagai novel.

èb). Cerpen, sesuai namanya, adalah cerita pendek. Akan tetapi, berapa ukuran panjang-pendek itu belum ada kesepakatan baik diantara para ahli maupun sastrawan. Bahkan, EDGAR ALLAN POE, sastrawan ternama dari Amerika mengatakan, cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam.

èc). Kemudian novelet, adalah karya yang lebih pendek dari novel dan lebih panjang dari cerpen. Menurut Agus Wis, novelet yang ditulis pada media massa (Koran atau majalah) secara bersambung disebut cerita bersambung (cerbung).

èd). Sementara perbedaan novel dengan roman, kalau novel bersifat lebih realistis, sedangkan roman bersifat puitis dan epic. Artinya, novel ditulis dengan meniru kehidupan yang lebih realis, baik dari realitas social, politik, hukum, budaya, dalam kehidupan nyata dengan tokoh yang ekstrover dan bersifat objektif. Sedangkan roman tidak berusaha menggambarkan tokoh yang lebih realis, tetapi lebih merupakan gambaran angan-angan dengan tokoh yang lebih introvert dan bersifat subjektif.

3. Perbedaan lebih jauh antara novel dengan cerpen
è Unsur-unsur pembangun novel , seperti plot (Alur), tema, penokohan, dan latar, secara umum dapat dikatakan bersifat lebih rinci dan kompleks daripada unsur-unsur pembangun carpen.

èa). PLOT. Plot atau alur cerpen pada umumnya merupakan alur tunggal, hanya terdiri dari satu urutan peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir. Urutan peristiwa dapat dimulai dari mana saja, misalnya dari konflik yang sudah meningkat dan dibangun dengan klimaks yang bersifat tunggal pula. Sedangkan alur dalam novel, umumnya memiliki lebih dari satu plot; terdiri dari plot utama, dan subplot. Plot utama berisi konflik utama yang menjadi inti persoalan sepanjang cerita itu, sedangkan sub-subplot adalah munculnya konflik-konflik tambahan yang bersifat menopang, mempertegas, dan mengintensifkan plot utama untuk sampai ke klimaks.

èb). TEMA. Karena ceritanya yang pendek, cerpen hanya berisi satu tema. Hal ini berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku atau tokoh yang terbatas. Sebaliknya, novel pada umumnya dapat saja menawarkan lebih dari satu tema, yaitu tema utama dan tema-tema tambahan.

èc). PENOKOHAN. Penokohan dari cerpen, tertama dari segi perwatakan, tidak mengungkapkan detil-detil perwatakan secara lengkap, sehingga pembaca harus mengkonstruksikan sendiri gambaran yang lebih lengkap dari perwatakan sang tokoh. Sebaliknya, tokoh-tokoh dalam novel biasanya ditampilkan dengan perwatakan yang lebih luas, disertai dengan cirri-ciri fisik maupun ciri-ciri social lainnya.

èd). LATAR. Pelukisan latar cerita untuk cerpen tidak memerlukan detil-detil khusus tentang keadaan latar, misalnya yang menyangkut keadaan tempat dan social. Cerpen hanya memerlukan gambaran secara garis besarnya saja, namun secara implisit mampu memberikan gambaran latar yang dimaksud. Sebaliknya, Novel dapat saja menggambarkan keadaan latara yang lebih lengkap, detil, sehingga lebih mudah memberikan gambaran latar yang lebih konkret dan pasti.

èSIMPULAN. Dari perbedaan antara novel dan cerpen di atas, maka perbedaan yang paling menonjol dari keduanya adalah terletak pada KEPADUAN. Artinya, novel dan cerpen yang baik haruslah memenuhi kriteria kepaduan, unity. Yakni segala sesuatu yang diceritakan bersifat dan mendukung tema utama. Pencapaian  sifat kepaduan novel lebih sulit dibandingkan dengan cerpen. Karena novel terdiri dari sejumlah bab yang masing-masing bab berisi cerita berbeda, tetapi merupakan hubungan sebab akibat. Tidak seperti cerpen yang telah mencapai keutuhan cerita dalam bentuknya yang pendek. ç

4). Novel serius dan novel populer.
èSebutan novel populer, atau novel pop, mulai merebak sesudah suksesnya novel KARMILA dan CINTAKU DI KAMPUS BIRU pada tahun 70-an. Novel populer lebih mudah dipahami dan lebih mudah dinikmati, karena ia memang lebih mengejar selera pembaca demi lebih menitikberatkan kepentingan hiburan dan komersial dengan pasar pembaca remaja. Sehingga unsur cerita seperti plot, tema, karakter tokoh, latar biasanya bersifat stereotip, hanya itu-itu saja, dan begitu-begitu saja, dan tidak mengutamakan adanya unsur-unsur pembaharuan. Membaca novel populer bagaikan  mengenali dan menemukan kembali sesuatu yang telah dikenali dan atau dimiliki sebelumnya.

èSedangkan novel serius jelas kebalikan dari novel populer Novel serius berusaha mengungkapkan sesuatu yang baru dengan menampilkan makna baru dari unsur-unsur pembangunnya. Singkatnya unsur kebaruan diutamakan. Menampilkan makna sastra yang sastra. (WIS)
                                         
TUGAS INDIVIDU: Buat makalah tentang perbandingan kelebihan dan kekurangan, serta ke khas-an dari membaca novel dan cerpen. (Novel yang dibaca harus ditulis ringkasannya, sedangkan cerpen harus ditulis utuh, pada makalah yang dibuat)

1 komentar: